Selamat datang di Blog Dharma Satria

Makalah Tentang Peranan Mahasiswa Terhadap Perubahan Bangsa Dalam Menghadapi Pengaruh Budaya Global

KATA PENGANTAR
Puji syukur  kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmatNya sehinggal penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Peranan Mahasiswa Terhadap Perubahan Bangsa Dalam Menghadapi Pengaruh Budaya Global” ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam penyusunan karya tulisan ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,penulis pastinya tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis dan kepada beberapa pihak terkait yang telah membantu dalam menyusun tugas akhir ini.
 Demikian semoga karya tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 23 Februari 2014

Penulis











DAFTAR ISI

BAB I 1
PENDAHULUAN.. 1
LATAR BELAKANG MASALAH.. 1
BAB II 4
TINJAUAN TEORITIS. 4
KAJIAN PUSTAKA.. 4
BAB III 8
TINJAUAN PRAKTIS. 8
KAJIAN REALISTIS. 8
BAB IV.. 10
ANALISIS. 10
BAB V.. 12
KESIMPULAN DAN SARAN.. 12
DAFTAR PUSTAKA.. 13



BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Peran  merupakan pembicaraan yang berkaitan dengan segala aspek dan elemen yang ada, dia biasa menyentuh segala aspek baik itu aspek individu maupun sosial, atau aspek di bidang ekonomi, politik, budaya, transformasi, industri, perdagangan, baik itu mikro maupun dalam ruang lingkup makro, dan masih banyak lagi. Dan juga berkaitan dengan masyarakat sebuah bangsa maupun masyarakat dunia (International), karena peran dari berbagai macam aspek dan bidang merupakan sebuah kontribusi yang akan ditransformasikan kepada sesuatu yang membangun demi kemaslahatan bersama (Muhammad, 2009)
Begitu banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh pejuang-pejuang kita didalam meraih sebuah kemerdekaan, dengan mengorbankan jiwa dan raga mereka demi mencapai sebuah cita-cita dan tujuan bersama yaitu Kemerdekaan. Begitu dahsyatnya dan luar biasa mental-mental para pejuang kita didalam menumbangkan kekuasaan imperalis yang telah lama meraja lela di negeri yang kaya dengan sumber daya alam, kaya akan budaya, bahasa, dan beragam macam etnis di negeri ini.
Didalam hidup berbangsa dan bernegara terkadang kita kurang bisa memahami dan menghayati arti sebuah kedewasaan didalam berbangsa, karena lemahnya mental kita didalam memahami tentang peran kita masing-masing baik itu didalam sektor sosial, politik, ekonomi, hingga masih sangat lemahnya mental didalam kemandirian, Hal itu terjadi mungkin karena lamanya kita di jajah oleh penjajah selama 350 tahun lamanya, hingga saat ini benih-benih yang telah ditanam oleh para penjajah didalam mendoktrin masyarakat kita masih menjadi momok bagi kita didalam memahami arti sebuah peran.
Berbicara tentang peranan mahasiswa terhadap perubahan bangsa dalam menghadapi pengaruh budaya global. Kata-kata perubahan selalunya menempel dengan erat sebagai identitas pribadi mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini.
Kekuatan yang dimiliki mahasiswa untuk melakukan suatu perubahan sangatlah besar sehingga tak bisa dipungkiri memang mahasiswa memiliki peranan penting dalam perubahan. Dimulai dari beberapa peristiwa sosial yang terjadi di Indonesia seperti tragedi trisakti mei 1998 yang menuntut reformasi untuk mengganti orde baru dan memaksa turun presiden soeharto dari kekuasaannya yang telah di genggamnya selama hampir 32 tahun sebagai salah satu bukti kekuatan mahasiswa dalam melakukan perubahan. Dari situlah kita akan mengerti betapa pentingnya peran mahasiswa dalam pembangunan dan gerakan cultural bangsa.
Bung Karno pun pernah meengungkapkan tentang kekuatan pemuda dalam pidatonya yang berbunyi “Berikan sepuluh pemuda untuk ku, akan kuguncangkan dunia ini”. Bung Karno pun nampaknya menyadari dari awal, bahwa dalam pembentukan Negara-bangsa dibutuhkan pemuda sebagai penghuni untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indoonesia.. pemuda yang memiliki kesegaran gagasan, semangat perubahan dan progesivitas pikiran, dan keluhuran cita-cita membangun bangsa.
Berbagai peristiwa besar di dunia pun juga identik dengan peran mahasiswa di dalamnya, Namun, kondisi mahasiswa saat ini jauh sangat mengkhawatirkan, tidak sedikit mahasiswa yang menjadikan kuliah sebagai ajang untuk bersenang-senang, berfoya-foya dan lain sebagainya bukan sebagai ajang untuk mengoptimalkan kemampuan intelektual dan pengembangan diri.
Hal ini disebabkan ketidakmampuan mahasiswa dalam memfilterisasi pengaruh dari budaya asing yang menganut paham hedonisme di tambah tidak adanya rasa prihatin mahasiswa terhadap lingkungan, artinya seandainya saja mahasiswa dapat melihat betapa banyak orang-orang yang sangat menginginkan untuk melanjutkan studinya tetapi tidak memiliki kesempatan untuk itu di lingkungannya, pasti rasa untuk mengikuti perkuliahan dengan baik sangatlah mungkin terjadi, sehingga akan muncul mahasiswa-mahasiswa yang memiliki dan mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya untuk menjadi agent of change.
Diera masyarakat yang semakin universal dan modern ini sehingga masyarakat dunia dapat saling berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh ruang, gerak, dan waktu. Sangat mengkhawatirkan jika pengaruh globalisasi ini mengakibatkan mahasiswa lebur di dalamnya,
Tulang punggung perubahan bangsa kita Indonesia ini ada di tangan pemuda, khususnya mahasiswa disini karena mahasiswa secara strata social diyakini setiap orang dapat dipercaya dan memiliki capital intelektual dan social lebih baik dibandingkan dengan cluster pemuda lainnya yang tak bergelar mahasiswa.
Kurang tepat rasanya jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang orientasinya terlalu egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat dengan segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa gangguan.
Egois sekali rasanya ketika kita berpikir demikian tanpa punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib bangsa ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas. Hal ini sangat kurang tepat untuk kondisi negara kita saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar itu ada dalam diri mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek kebangkitan bangsa ini akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa,seperti sejarah yang terus berulang dari masa ke masa.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

KAJIAN PUSTAKA

1.      Definisi Budaya

Budaya bagi suatu bangsa adalah harta yang tidak ternilai harganya, Tanpa adanya budaya suatu bangsa akan dipandang sebelah mata oleh bangsa lain yang lebih maju dalam segi kebudayaan atau peradabanya. “Kebudayaan” Merupakan suatu konsep yang amat luas sehingga lahir berbagai tanggapan terhadap konsep kebudayaan.Istilah “kebudayaan” berkaitan dengan kata-kata “Adab” atau  “peradaban”.”Adab” dalam bahasa Arab, persi dan juga Melayu ,berarti didikan ,pemeliharaan,budi bahasa serta sopan santun.
Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa.
Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia Sebagai komitmen nasional, dan secara konstitusional menjadi dasar dan arah pengembangan kebudayaan dan sekaligus juga bagi pengembangan identitas nasional.

2.      Pengertian Budaya Sebagai Identitas Nasional

Sebagai sebuah istilah, identitas nasional dibentuk oleh dua kata, yaitu “identitas” dan “nasional”. Identitas (identity) yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda atau jati diri. Dalam terminologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau Negara sendiri. Sedangkan ”nasional” dalam konteks pembahasan ini berarti kebangsaan (identitas bangsa). Dengan demikian, identitas nasional dapat diartikan sebagai suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lainnya.
Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.Jadi, secara garis besar  “Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional.
Kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas sebagai satu bangsa sudah dirancang saat bangsa kita belum merdeka. Hampir dua dekade sesudah Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia telah menanamkan kesadaran tentang identitas Indonesia dalam Manifesto Politiknya (1925), yang dikemukakan dalam tiga hakekat, yaitu: (1) kedaulatan rakyat, (2) kemandirian dan (3) persatuan Indonesia. Gagasan ini kemudian segera direspons dengan semangat tinggi oleh Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Identitas nasional merupakan jati diri yang membentuk bangsa seperti budaya, agama, suku bangsa dan bahasa. Identitas nasional yang ideal yaitu identitas yang memiliki nilai, norma, dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan kohesivitas sosial yang digunakan untuk mengahadapi kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi yang memberikan pembenaran bagi tindakan pada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan dating sehingga pada hakikatnya identitas nasional merupakan menifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khasnya. Dengan ciri-ciri tersebut, suatu bangsa berbeda antara satu dan lainnya. Dan hal tersebut juga menyebabkan suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang disebut dengan kepribadian suatu bangsa.

3.      Pengaruh Budaya Global Terhadap Budaya Nasional

Segi budaya merupakan yang paling rentan terkena dampak negatif globalisasi. Bentuk informasi dan sarana yang dapat diterima dengan bebas akan mampu mempengaruhi pola bertindak dan berpikir mahasiswa. Bahayanya kini para mahasiswa lewat asumsi mereka (pemuda) bangga dengan identitas buatan atau kultur imitasi yang mereka sandang dalam kesehariannya. Sangat ditakutkan asumsi itu malah Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya rasa ego yang berlebihan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

4.      Definisi Mahasiswa

Mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Apakah yang diharapkan dari seorang mahasiswa ? Memang harapan ini terbagi pada stratanya, yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami suatu konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah dipelajari. Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang berguna atau bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu menyumbang ilmu baru bagi bidangnya.
Dari semua strata ada hal yang harus terus secara konsisten diperlihatkan oleh mahasiswa. Yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang mahasiswa harus melakukan analisa terhadap masalah itu. Mencari bahan pendukung untuk lebih memahami permasalahan tersebut. Kemudian memunculkan alternatif solusi dan memilih satu solusi dengan pertimbangan yang matang. Dan pada akhirnya harus mampu mempresentasikan solusi yang dipilih ke orang lain untuk mempertanggung jawabkan pemilihan solusi tersbut.

5.      Peranan Mahasiswa Menanggapi Pengaruh Budaya Global

Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya.
Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :
1.      sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
2.      sebagai agen perubahan (agent of change)
3.      sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :
1.      Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.
2.      Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa.
3.      Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan mahasiswa dalam kehidupan politik.
1.      sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.
2.      sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara angkatan muda.
3.      kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.
4.      mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.
Pada saat generasi yang memmipin bangsa ini sudah mulai berguguran pada saat itulah mahasiswa yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa ini.


BAB III

TINJAUAN PRAKTIS

KAJIAN REALISTIS

1.        Pentingnya Peranan Mahasiswa Dalam Menanggapi Pengaruh Budaya Global

Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kendali atas kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Sebagai contoh dari cara berpakaian remaja saat ini saja banyak yang menggunakan pakaian minim yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan pula gaya rambut mereka dicat beraneka warna. kesimpulannya, mahasiswa lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitas dirinya sendiri.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi mahasiswa, internet sudah menjadi kebutuhan sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, maka akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak mahasiswa yang menggunakan tidak sebagaimana mestinya. Rasa sosial terhadap masyarakat pun menjadi pudar bahkan hilang karena mereka lebih memilih sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
Apabila kondisi ini dibiarkan dan terus tumbuh sumbur, maka jangan heran cepat atau lambat budaya nasional Indonesia yang merupakan identitas nasional bangsa Indonesia akan pudar bahkan hilang karena nilai nasionalisme masayarakat Indonesia akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa sosial terhadap masyarakat.

2.        Implementasi Peranan Mahasiswa Menanggapi Pengaruh Budaya Global Dalam Menjaga Budaya Nasional Indonesia

Arus globalisasi sekarang ini begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Globalisasi mempunyai dampak yang positif dan negatif dalam pengaruhnya, dalam globalisasi modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata, Modern juga berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat. Berdasarkan analisa dan uraian di atas maka pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.
Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain :
1.      Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai kebudayaan bangsa Indonesia.
2.      Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.      Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.      Mewujudkan, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5.      Selektif terhadap pengaruh budaya global.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh budaya global yang dapat melunturkan nilai nasionalisme bangsa Sehingga kita tidak akan kehilangan identitas nasional Indonesia.
  

BAB IV

ANALISIS

Mahasiswa adalah salah satu unsur penting dalam menetukan harapan bangsa, untuk itu dibutuhkan kualifikasi yang memadai agar hal yang ingin kita wujudkan terhadap bangsa ini bukan hanya sekedar mimpi. Secara eksplisit memang mahasiswalah yang sangat diharapkan menjadi tulang punggung serta harapan bangsa dan yang menjamin tersedianya penerus-penerus perubahan (agent of change).
Namun, realita saat ini membuat mahasiswa sangatlah jauh dari apa yang diharapan. Hal ini terjadi karna terdegradasinya moralitas anak bangsa akhir- akhir ini, terutama mahasiswa telah membawa pandangan miring terhadap mahasiswa itu sendiri. Harapan yang dibebankan kepada mahasiswa untuk menjawab persoalan kebangsaan menjadi semakin berat.   
Anak- anak bangsa yang sediakalanya diharapkan menjadi penerus estafet, telah kehilangan taringnya karena terlalu banyak disibukkan dengan hal- hal yang duniawi dan kesenangan sesaat. Dengan iman serta akhidah yang lemah, membuat penerus cita- cita bangsa menjadi lengah dan hancur dengan arus globalisasi yang datang tanpa ada filterisasi.
Mahasiswa boleh dikatakan elite kaum muda sebab hanya sekelompok kecil dari masyarakat kaum muda yang berkesempatan menikmati posisi sebagai mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa Indonesia sepanjang sejarah kontemporer menjadi bagian penggerak, penggagas dan pendobrak kekelaman sejarah bangsa. Peran demikian terlaksana berkat kondisi subjektif dan objektif yang mengitari mahasiswa.
Keberadaan mahasiswa pada zaman globalisasi seperti sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak banyaknya sikap dan perilaku tawuran, demo yang berdampak anarkis sungguh merupakan cerminan bahwa kini tujuan gerakan mahasiswa sudah keluar dari jalur yang semestinya. 
Agenda gerakan mahasiswa kedepan adalah menghidupkan kembali budaya berdiskusi, menulis dan membaca yang kemudian diterapkan dalam bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat. Agar ilmu yang dimiliki tidak melangit dan meruntuhkan fenomena rumah kaca dalam dunia kampus. Dan mengikis eksklusifitas mahasiswa yang cenderung menciptakan elite-elite baru yang jauh dari realitas kehidupan masyarakat reaktif dalam mensikapi kondisi sosial masyarakat.
Mahasiswa selalu disebut-sebut sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem, perubahan kehidupan yang berasal dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik. Dalam hal ini, mahasiswa sudah menunjukkan perannya dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, Proklamasi (1945), Orde Baru (1966), Reformasi (1998). Semua moment ini merupakan bukti kekuatan para pemuda Indonesia, yaitu mahasiswa sebagai tonggak perubahan kehidupan bangsa. Di mana dari waktu ke waktu, bangsa Indonesia memang selalu membutuhkan inovasi-inovasi baru untuk mengatasi permasalahan-permaslahan yang juga semakin berkembang menuntut suatu perubahan.
Setelah proklamasi dikumandangkan di tanah Indonesia. Sekitar tahun 1994, krisis moneter mulai lahir dengan segala pengaruhnya dalam berbagai bidang aspek kehidupan. Tidak itu saja perbedaan idealime yang menyebabkan perpecahan semakin kuat menggerogoti mental bangsa.
Kemudian pada puncak tahun 1998 terjadilah suatu revolusi terbesar di negara kita oleh kekuatan para pemuda yang bersatu dalam satu tujuan sama, yaitu menuntut perubahan. Hal ini terjadi akibat jiwa pemuda yang selalu panas akan pemerintahan yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat. Di sinilah moment besar yang membuktikan bahwa kekuatan dan pengaruh pemuda, utamanya mahasiswa mampu membawa perubahan dengan menggulingkan rezim orde baru menuju reformasi yang diharapkan mampu membawa kesejahteraan dan kehidupan bangsa yang lebih baik.
Akan tetapi, apakah perjuanagan itu selesai sampai di sini? Atau sudah puaskah kita sebagai pemuda dengan kondisi bangsa kita saat ini?
Tentu saja tidak, reformasi yang sudah diusung pemuda pada 1998 ternyata masih belum bisa dijadikan sebagai tonggak kehidupan kehidupan bangsa yang ideal. Karena pemerintah yang berdiri di sana semakin larut, semakin jauh dari tujuan mahasiswa. Kepentingan pemerintah sudah bukan berorientasi pada rakyat, akan tetapi lebih kepada pemenuhan perut pribadi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa indonesia dan setiap kebudayaan mempunyai ciri khas masing – masing. Bangsa indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokal yang sangat kaya dan beraneka ragam oleh sebab itu sebagai penerus kita wajib menjaganya karena ketahanan kebudayaan lokal berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing karena tidak semua budaya asing sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan tidak sedikit kebudayaan asing membawa dampak negatif.
Sebagai Negara Kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat. Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehingga kebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak atau dicuri oleh negara lain karena kebudayaan tersebut merupakan identitas suatu bangsa dan negara.
Sebagai mahasiswa yang merupakan penerus bangsa hendaklah lebih memberikan perhatian penting terhadap budaya nasioanl bangsa indonesia di tengah berkembangnya budaya global sekarang ini. Jangan sampai identitas tersebut malah melebur dalam budaya global. Mencintai dan melestariakan budaya nasional bangsa Indonesia merupakan langkah awal proteksi terhadap pengaruh negative budaya global saat ini. demi menjaga identitas nasional bangsa Indonesia di tengah era globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Afriadi Yusuf,  Peranan Mahasiswa Dalam Pembangunan Bangsa, (http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/04/peranan-mahasiswa-dalam-pembangunan.html, diakses 23 Februari 2014).
Fauzan,  Peranan Mahasiswa Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, (http://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/peranan-mahasiswa-dalam-kehidupan.html, diakses 23 Februari 2014).
FLP UIN Maliki Malang,  Budaya Indonesia Sebagai Identitas Bangsa, (http://flpmaliki.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_9778.html, diakses 23 Februari 2014).
Mohammad, Mahasiswa Sebagai Benteng Pertahanan Bangsa Dalam Menghadapi Pengaruh Budaya Global, (http://frymaruwah.blogspot.com/2010/10/mahasiswa-sebagai-benteng-pertahanan.html, diakses 23 Februari 2014).
Sutopo,  Kebudayaan Sebagai Pembentuk Identitas Nasional, (http://takiyaazkah.blogspot.com/2012/11/kebudayaan-sebagai-pembentuk-identitas.html, diakses 23 Februari 2014).

Yogha Yanuar,  Revitalisasi Mahasiswa Sebagai Peran Aktif Untuk Solusi Perubahan Kondisi Bangsa, (http://mahasiswamudaindonesia.blogspot.com/2011/08/revitalisasi-mahasiswa-sebagai-peran.html, diakses 23 Februari 2014).